1. Fitnah Perpecahan
Allah berfirman,
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118) إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
“Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia menjadi umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Untuk itulah Allah menciptakan mereka. Keputusan Tuhanmu telah tetap ‘Aku pasti akan memenuhi jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.’” (QS. Hud: 118-119).
Hal ini juga disebutkan dalam hadits ‘Irbadh bin Saariyah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeniggalanku, maka ia akan melihat banyak perselisihan, maka kalian wajib berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah khulafaa al-mahdiyin (yang selamat dari syubuhat) ar-rasyidin (yang selamat dari syahwat), peganglah sekuat tenaga dan gigitlah dengan gigi geraham, jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan dalam agama, karena semua perkara yang diada-adakan dalam agama adalah sesat, dan semua kesesatan adalah di neraka.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lain-lain. Tirmidzi berkata, “Hadits ini shahih”).
Juga hadits yang menyebutkan akan terjadinya perpecahan umat Islam menjadi 73 golongan. Dari Abu Hurairah berkata, “Bahwasanya Rasulullah shallalluhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Orang Yahudi terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, orang Nashrani terpecah menjadi 71 atau 72 golongan, dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan.’” (Diriwayatkan oleh Ashhabu as-Sunan).
2. Fitnah: Musuh-musuh Islam bersekongkol terhadap kaum muslimin.
Dari Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, Rasulullah shallalluhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hampir-hampir seluruh umat mengerumuni kalian seperti orang-orang yang mengerumuni makanan di nampan.” Tsauban berkata, Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah karena jumlah kami sedikit?” Rasulullah shallalluhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bahkan jumlah kalian ketika itu banyak, akan tetapi kalian tak ubahnya seperti buih yang hanyut terhempas oleh air bah. Rasa takut kepada kalian telah sirna dari hati musuh kalian, dan hati kalian terkotori oleh al-wahn.” Para sahabat bertanya, “Apa itu al-wahn?” “Al-wahn adalah cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud) Syaikh Al-Albani menyatakan hadits ini shahih.
3. Fitnah Pembunuhan dan Kekacauan
Dari ‘Abdullah rafa’ahu berkata, “Menjelang terjadinya hari Kiamat akan muncul kekacauan, hilangnya ilmu, kebodohan merajalela.”
Abu Musa berkata, “الهرج adalah bahasa Habasyah yang artinya pembunuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Akan diangkat ilmu, akan muncul kebodohan, fitnah dan akan tersebar haraj”, lalu ada yang berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud haraj itu?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi isyarat dengan tangannya lalu memalingkannya, seakan-akan yang beliau inginkan adalah pembunuhan.” (HR. Al-Bukhari).
Penjelasan: (يقبض العلم) pergi dan hilangnya ilmu dengan wafatnya para ulama. (الفتن) bentuk jamak dari فتنة yaitu dosa, kesesatan, kekufuran, kekacauan, adzab dan ujian. Yang dimaksud disini adalah yang pertama yaitu dosa. (الهرج) fitnah, bercampur aduknya berbagai permasalahan dan banyaknya keburukan, di antaranya adalah pembunuhan.
Dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Waktu akan terasa singkat, ilmu akan berkurang, kebakhilan akan merajalela, fitnah akan bermunculan dan haraj akan akan banyak terjadi.” Para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, apa maksudnya?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, akan datang suatu zaman di mana pembunuh tidak tahu kenapa ia membunuh, dan seorang yang dibunuh tidak tahu kenapa ia dibunuh.” (HR. Muslim).
4. Fitnah Merajalelanya Zina
Dari Anas berkata, “Saya akan mengabarkan suatu hadits yang tidak dikabarkan oleh orang setelah saya. Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Di antara tanda-tanda hari Kiamat: berkurangnya ilmu, menyebarnya kebodohan, merajalelanya zina, banyaknya jumlah perempuan, sedikitnya jumlah laki-laki, sampai jumlah laki-laki dan perempuan satu berbanding lima puluh.” (HR. Al-Bukhari).
Penjelasan: (لا يحدثكم أحد بعدي) ada ulama yang berpendapat bahwa Anas mengatakan hal ini kepada penduduk Bashrah, karena Anas adalah sahabat yang paling akhir meninggal di Bashrah, ada juga yang berpendapat selain ini.
(لخمسين امرأة القيم الواحد) yaitu laki-laki yang bertanggung jawab atas para wanita, karena banyaknya fitnah dan peperangan menyebabkan banyak kaum lelaki yang gugur, sehingga jumlah kaum wanita lebih banyak dari jumlah kaum pria.
5. Fitnah Harta
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai di angkatnya ilmu, banyaknya gempa, berdekatannya waktu, munculnya fitnah, banyaknya kekacauan yaitu pembunuhan dan melimpahnya harta di tengah-tengah kalian.” (HR. Al-Bukhari).
Penjelasan: diangakatnya ilmu yaitu dengan wafatnya para ulama. Banyaknya gempa, hal ini sudah kita maklumi semua pada akhir-akhir ini sering terjadi. Terasa singkatnya waktu yaitu sedikit berkah dan tidak ada faidahnya, atau dalam artian yang lain. Berlimpahnya harta yaitu menjadi banyak, sampai melimpah dari tangan pemiliknya, sehingga mereka tidak butuh lagi, sehingga menjadi merata di antara sesama manusia (HR. Al-Bukhari).
Dari ‘Amru bin ‘Auf Al-Anshari, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Demi Allah, aku tidak takut kemiskinan menimpa kalian, akan tetapi aku takut melimpahnya kekayaan dunia di sisi kalian, sebagaimana terjadi pada orang-orang sebelum kalian, lalu kalian bersaing sebagaimana mereka bersaing, dan kalian binasa sebagaimana mereka binasa.” (HR. Al-Bukhari).
-Bersambung insya Allah–
Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A.
Artikel www.Dzikra.com